Kamis, 26 Februari 2015

[013] Ar Ra'ad Ayat 005

««•»»
Surah Ar Ra'ad 5

وَإِنْ تَعْجَبْ فَعَجَبٌ قَوْلُهُمْ أَئِذَا كُنَّا تُرَابًا أَئِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
««•»»
wa-in ta'jab fa'ajabun qawluhum a-idzaa kunnaa turaaban a-innaa lafii khalqin jadiidin ulaa-ika alladziina kafaruu birabbihim waulaa-ika al-aghlaalu fii a'naaqihim waulaa-ika ash-haabu alnnaari hum fiihaa khaaliduuna
««•»»
Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka: "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" Orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
««•»»
If you are to wonder [at anything], then wonderful [1] is their remark, ‘When we have become dust, shall we be [ushered] into a new creation?’ They are the ones who defy their Lord; they shall have iron collars around their necks, they shall be the inhabitants of the Fire, and they shall remain in it [forever].
[1]  That is, odd, astonishing.
««•»»

Dan jika sesuatu yang kamu herankan tentang penyembahan mereka terhadap berhala-berhala yang tidak memberi mudarat dan membawa kemanfaatan setelah dikemukakan dalil-dalil keesaan Allah, maka yang lebih patut mengherankan adalah ucapan mereka yang mendustakan hari kebangkitan pada hari kiamat sehingga mereka berkata: "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami benar-benar akan dikembalikan lagi menjadi makhluk yang baru?"

Mereka mengucapkan kata-kata pengingkaran itu padahal mereka tidak mengingkari kekuasaan Allah untuk menciptakan mereka sejak mereka berada dalam kandungan ibunya. Pertanyaan yang mengandung keingkaran itu berulang-ulang tersebut dalam sebelas tempat di sembilan surah dalam Alquran, yaitu surah-surah Ar-Ra'd, Al-Isra, Al-Mu'minun, An-Nahl, An-Ankabut, As-Sajdah, As-Saffat, Al-Waqi`ah dan An-Naziat, semuanya mengandung keingkaran yang sangat keras yang mustahil akan terjadi.

Kemudian Allah menerangkan sifat-sifat orang yang ingkar itu, bahwa mereka itulah orang-orang kafir terhadap Tuhannya. Karena mengingkari kekuasaan Allah sama dengan mengingkari Allah sebab Allah itu senantiasa berkuasa dan orang-orang itu akan dilekatkan belenggu-belenggu di lehernya sebagai akibat daripada keadaan mereka di dunia tidak melihat kebenaran dan mengikuti jalan petunjuk.

Ada pula yang menafsirkan bahwa mereka itu pada hari kiamat ketika dihadapkan kepada hisab, mereka itu dilekatkan beberapa belenggu di lehernya seperti seorang tawanan dibelenggu menghadap pengadilan,

Seperti dijelaskan dalam firman Allah:
إِذِ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلَاسِلُ يُسْحَبُونَ فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ
Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas kemudian mereka dibakar dalam api.
(QS. Al Mu'min [40]:71,72)

Dan mereka itu adalah penghuni neraka yang berada kekal di dalamnya dalam kehinaan sebagai akibat daripada keingkaran dan kejahatannya selama hidup di dunia.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika kamu merasa heran) hai Muhammad, tentang pendustaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap dirimu (maka yang patut mengherankan) lebih berhak untuk ditakjubi (adalah ucapan mereka) orang-orang yang mengingkari adanya hari berbangkit.

("Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan menjadi makhluk yang baru?") karena sesungguhnya Dzat yang mampu menciptakan makhluk dan hal-hal yang telah disebutkan tadi yang tanpa tandingan mampu pula untuk mengembalikan mereka menjadi hidup kembali. Sehubungan dengan kedua huruf hamzah pada dua tempat dalam ayat ini, yaitu a-idzaa dan a-innaa dengan menyebutkan secara jelas keduanya.

Dan dapat pula dibaca secara nyata pada yang pertama sedangkan pada yang kedua diringankan kemudian dimasukkan huruf alif di antara keduanya sebagaimana boleh pula huruf alif tidak dimasukkan. Akan tetapi menurut suatu qiraat, pada tempat yang pertama memakai huruf istifham sehingga menjadi a-idzaa sedangkan pada yang kedua dibaca dalam bentuk kalimat berita sehingga bacaannya menjadi innaa lafii khalqin jadiid.

Dan menurut qiraat yang lainnya lagi dibaca secara kebalikannya sehingga menjadi idzaa kunnaa turaaban a-innaa lafii khalqin jadiid (orang-orang itulah yang kafir kepada Rabb mereka dan orang-orang itulah yang diletakkan belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.)

««•»»
And if you wonder, O Muhammad (s), at the disbelievers denying you, then surely wondrous, [surely] deserving wonder, is their saying, in denial of resurrection: ‘When we have become dust, shall we indeed then be [raised] in a new creation?’, [it is wondrous] because the One Who has the power to originate creation and [to originate] what has been mentioned [above], without any precedent, has [also] the power to restore them [to life] (both hamzas, in both instances [a-idhā and a-innā], are pronounced; or [one may] pronounce the first and not pronounce the second, but in both cases inserting an alif or not [inserting it]; one variant reading has the first [a-idhā] as the interrogative, and the second one [a-innā] as the predicate, while another variant reading has the [exact] opposite). Those are the ones who disbelieve in their Lord; those — fetters shall be around their necks; and those, they shall be the inhabitants of the Fire, abiding therein.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#13:5

Jumat, 13 Februari 2015

[013] Ar Ra'ad Ayat 004

««•»»
Surah Ar Ra'ad 4

وَفِي الْأَرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الْأُكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
««•»»
wafii al-ardhi qitha'un mutajaawiraatun wajannaatun min a'naabin wazar'un wanakhiilun shinwaanun waghayru shinwaanin yusqaa bimaa-in waahidin wanufadhdhilu ba'dhahaa 'alaa ba'dhin fii alukuli inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin ya'qiluuna
««•»»
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
««•»»
In the earth are neighbouring terrains [of diverse kinds] and vineyards, farms, and date palms growing from the same root and from diverse roots, [all] irrigated by the same water, and We give some of them an advantage over others in flavour. There are indeed signs in that for a people who apply reason.
««•»»

Dan terdapat pula di bumi, bagian-bagian tanah yang berdekatan dan berdampingan tetapi berlainan kesuburannya. Ada tanah yang sangat subur untuk ditanami tanaman apa saja, ada pula tanah yang hanya dapat ditanami pohon-pohon besar saja, tetapi tidak baik untuk ditanami tanaman palawija atau sebaliknya, dan ada pula tanah yang lunak dan ada pula yang keras yang untuk memecahkannya memerlukan dinamit dan bahan peledak.

Dan di bumi terdapat kebun-kebun anggur, tanaman palawija dan pohon yang bercabang dan tidak bercabang. Semuanya itu disiram dengan air yang sama tetapi menghasilkan buah yang beraneka warna rasanya, seperti pohon tebu yang rasanya manis, buah jeruk yang rasanya manis dan masam serta buah paria yang rasanya pahit, dan lain sebagainya.

Allah melebihkan sebahagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang bentuknya, rasanya dan baunya. Pada semua tanda-tanda itu terdapat kekuasan Allah dan menjadi dalil yang membawa keyakinan bagi orang-orang yang suka berpikir.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan di bumi terdapat bagian-bagian) berbagai macam daerah (yang berdampingan) yang saling berdekatan; di antaranya ada yang subur dan ada yang tandus; dan di antaranya lagi ada yang kekurangan air dan yang banyak airnya; hal ini merupakan bukti-bukti yang menunjukkan kepada kekuasaan-Nya (dan kebun-kebun) ladang-ladang (anggur, tanam-tanaman) dibaca rafa`, yaitu zar`un karena diathafkan kepada lafal jannatun.

Kalau dibaca jar, yaitu zar`in diathafkan kepada lafal a`naabin, demikian pula firman-Nya: (dan pohon kurma yang bercabang) lafal shinwaanun adalah bentuk jamak dari kata tunggal shinwun, artinya pohon kurma yang banyak cabangnya (dan yang tidak bercabang) pohon kurma yang tidak banyak cabangnya (disirami) kalau dibaca tusqaa, artinya kebun-kebun dan pohon-pohon yang ada padanya disirami.

Dan kalau dibaca yusqa, artinya hal tersebut disirami (dengan air yang sama. Kami melebihkan) dapat dibaca nufadhdhilu dan yufadhdhilu (sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya) dapat dibaca al-ukuli dan al-ukli, artinya dalam hal rasa; yaitu ada yang manis dan ada yang masam.

Hal ini merupakan tanda yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah swt. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) dalam hal tersebut (terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir) yaitu bagi orang-orang yang mau memikirkannya.

««•»»
And on the earth are tracts, diverse terrains, neighbouring each other, joined side by side, some good, some briny, some of little yield and some fruitful — and these constitute proofs of His power, exalted be He — and gardens, orchards, of vines and sown fields (read zar‘un, in the nominative, as a supplement to jannātun, ‘gardens’, or read zar‘in, in the genitive, [as a supplement] to a‘nābin, ‘of vines’); similarly [constituting proofs of His power are] His words: and date-palms sharing one root (sinwān is the plural of sinw, which are date-palms belonging to the same root, but with many offshoots) and date-palms otherwise, [each] of individual root, watered (read tusqā as [referring to] jannāt, ‘gardens’, and what is in them, or read yusqā as [referring to] the mentioned [date-palms]) by the same [source of] water; and We make some of them to excel (wa-nufaddil, or read wa-yufaddil, ‘and He [God] makes [some of them] to excel’) others in flavour (read fī’l-ukul or fī’l-ukl): and so some are sweet, others, bitter — and these are [also] proofs of His power, exalted be He. Surely in that, which is mentioned, are signs for a people who understand, [who] reflect.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#13:4

Kamis, 12 Februari 2015

[013] Ar Ra'ad Ayat 003

««•»»
Surah Ar Ra'ad 3

وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
««•»»
wahuwa alladzii madda al-ardha waja'ala fiihaa rawaasiya wa-anhaaran wamin kulli altstsamaraati ja'ala fiihaa zawjayni itsnayni yughsyii allayla alnnahaara inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin yatafakkaruuna
««•»»
Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan {765}, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. {765}. Yang dimaksud "berpasang-pasangan", ialah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar kecil dan sebagainya.

{765} Yang dimaksud berpasang-pasangan, ialah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar kecil dan sebagainya.
««•»»
It is He who has spread out the earth and set in it firm mountains and streams, and of every fruit He has made in it two kinds.[Or ‘a pair,’ or ‘two mates.’] He draws the night’s cover over the day. There are indeed signs in that for a people who reflect.
««•»»

Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi menjadi luas dan lebar dan supaya mudah dijadikan tempat kediaman makhluk-Nya. Semua binatang dapat hidup di atasnya dengan sempurna dan leluasa, dan manusia dapat mengambil manfaat dari hasil buminya, hewan-hewannya dan benda-benda logam yang terpendam di dalamnya dan dapat berkeliaran di muka bumi untuk mencari rezeki dan segala kemanfaatannya.

Tidak ragu-ragu lagi bahwa bumi ini yang karena sangat luas sekali kelihatannya seperti bidang datar, yang demikian itu tidak bertentangan dengan keadaannya yang sebenarnya yaitu berbentuk bola dunia sebagaimana diyakini oleh para ulama ahli falak. Allah telah mengadakan gunung-gunung di atas permukaan bumi ini sebagai tonggak yang menjaga kestabilan bumi supaya tidak bergerak dan tidak bergeser.

Demikian pula Allah telah menciptakan sungai-sungai di bumi untuk kepentingan manusia dan binatang-binatang, maka manusia dapat mengairi dengan air sungai itu kebun-kebun dan sawah ladangnya yang nantinya menghasilkan bermacam-macam hasil bumi dan buah-buahan. Dan buah-buah itu dijadikan Allah berpasang-pasangan di mana terdapat unsur jantan dan unsur betina. Ilmu pengetahuan telah menetapkan bahwa sebuah pohon itu tidak akan berbuah kecuali jika telah terjadi perkawinan antara unsur jantan dan betina yang biasanya berada pada sebagian besar jenis pohon-pohon. Ada pula pohon yang mempunyai unsur jantan dan betina itu pada pohon yang berlainan seperti pohon kurma, sehingga perlu dikawinkan supaya dapat berbuah, dan ada pula yang mempunyai unsur jantan dan betina itu dalam suatu bunga seperti pohon kapas.

Allah menutupkan pula malam kepada siang sehingga jadilah suasana gelap seperti menutup sesuatu dengan kain hitam dan demikian pula menggunakan sinar siang kepada malam sehingga kelihatannya terang-benderang, dan semuanya itu dijadikan Allah untuk menyempurnakan kemanfaatan bagi manusia dengan memberikan kesempatan istirahat dan tidur di malam hari dan bekerja mencari nafkah pada siang hari,

Sesuai dengan firman Allah:
أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا
Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi?
(QS. An Naml [27]:86)

Setelah Allah menerangkan dalil-dalil kekuasaan-Nya yang dapat dilihat oleh mata tiap pagi dan petang, tiap-tiap waktu dan keadaan, maka Allah menerangkan bahwa tanda-tanda itu tidak diperhatikan kecuali oleh orang-orang yang suka bersyukur merenungi tanda-tanda kekuasaan Allah sehingga dengan akal pikirannya dapat mencapai kebenaran dan pindah dari memandang sebab kepada yang menyebabkannya, sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan. Maka diketahuilah bahwa pencipta alam itu Dialah Tuhan yang mempunyai kehendak yang mutlak dan kekuasaan yang meliputi segala sesuatu, yang Kuasa untuk menghidupkan yang telah mati di antara makhluk-Nya, dan mengembalikan mereka dari alam fana.

Karena itu tidak boleh beribadah kecuali kepada-Nya saja, dan tidak boleh tunduk dan menyerah diri kecuali kepada kekuasaan-Nya, dan tidak boleh beribadah itu ditujukan kepada patung-patung, berhala-berhala, batu-batu, pohon, malaikat, Nabi-nabi, atau sebangsanya bahkan benda-benda itu tidak dapat menolak kemudaratan dari dirinya sendiri,

Sesuai dengan firman Allah:
إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
(QS. Al-Hajj [22]:73)

Dan telah diriwayatkan pula dalam sebuah hadis yang artinya:
Pikirkanlah olehmu sekalian tentang nikmat-nikmat Allah dan jangan memikirkan tentang Zat Allah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Dialah yang membentangkan) menghamparkan (bumi dan menjadikan) membuat (gunung-gunung padanya) gunung-gunung yang kokoh (dan sungai-sungai. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan) dari setiap jenis yang ada (Allah menutupkan) menutup (malam) dengan kegelapannya (kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu) dalam hal yang telah disebutkan itu (terdapat tanda-tanda) bukti-bukti yang menunjukkan akan keesaan Allah swt. (bagi kaum yang memikirkan) tentang ciptaan Allah.
««•»»
And He it is Who spread out, extended [flat], the earth and set, created, therein firm mountains and rivers, and of every fruit He has made in it two kinds, of every species. He covers, He cloaks, the night, and its darkness, with the day. Surely in that, which is mentioned, are signs, indications of His Oneness, exalted be He, for a people who reflect, upon God’s handiwork.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#13:3

[013] Ar Ra'ad Ayat 002

««•»»
Surah Ar Ra'ad 2

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
««•»»
allaahu alladzii rafa'a alssamaawaati bighayri 'amadin tarawnahaa tsumma istawaa 'alaa al'arsyi wasakhkhara alsysyamsa waalqamara kullun yajrii li-ajalin musamman yudabbiru al-amra yufashshilu al-aayaati la'allakum biliqaa-i rabbikum tuuqinuuna
««•»»
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
««•»»
It is Allah who raised the heavens without any pillars that you see, and then presided over the Throne. He disposed the sun and the moon, each moving for a specified term.[Or ‘until a specified time.’] He directs the command, [and] elaborates[Or ‘unravels.’] the signs that you may be certain of encountering your Lord.
««•»»

Secara terperinci Allah menerangkan keadaan langit yang ditinggikan tanpa tiang, tentang perjalanan matahari dan bulan yang masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan, tentang keadaan bumi yang penuh dengan gunung dan lembah dan mengalir sungai padanya dan adanya bermacam-macam kebun yang menghasilkan beraneka ragam buah-buahan yang kesemuanya menunjukkan bahwa hanya Allahlah yang dapat memberi manfaat dan mudarat, yang dapat menghidupkan dan mematikan dan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tanda-tanda kekuasaan itu sebagian ada yang di langit dan sebagian lagi ada di bumi:
  1. Bagian yang pertama, seperti menciptakan langit di atas bumi tanpa adanya tiang sebagaimana yang biasa dilihat oleh sekalian makhluk, dan jarak yang sangat jauh di antara benda-benda di langit itu yang kesemuanya beredar menurut ketentuan dan peraturan dari Allah Taala sendiri seperti benda-benda yang terlihat melayang di angkasa.
  2. Kemudian Allah bersemayam di atas Arasy-Nya yang dijadikan sebagai pusat dari mana diatur segala kebijaksanaan di alam semesta ini. Dan tentang kebijaksanaan-Nya setelah dibentangkan secara panjang lebar di dalam surah Al-A'raf dan surah Yunus.
  3. Allah swt. telah menundukkan matahari dan bulan yang keduanya melakukan perjalanan untuk kemanfaatan sekalian makhluk-Nya, masing-masing berjalan melalui lintasannya menurut waktu yang ditentukan. Matahari menempuhnya dalam waktu satu tahun dan bulan menempuhnya dalam masa satu bulan. Tentang perjalanan matahari dan bulan itu telah dijelaskan dengan terperinci dalam surah Yunus dan surah Hud. Allah swt. mengemudikan segala kejadian dalam kerajaan-Nya secara sempurna dengan beraneka ragam keadaaan.

Maka Dialah yang menghidupkan dan mematikan, mengadakan dan meniadakan, memberi kekayaan dan kemiskinan, menurunkan wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya, yang kesemuanya itu menunjukkan bahwa Dialah yang mempunyai kekuasaan yang mutlak dan rahmat kesayangan yang besar dan luas, karena suatu makhluk dengan keadaan yang tertentu dan sifat tabiat tertentu tidak dapat dilaksanakan kecuali oleh Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Kuasa.

Dialah yang mengatur alam kebendaan dan alam kerohanian dan Dialah yang mengatur benda-benda yang amat besar dan amat kecil, bukan menghadapi suatu urusan saja tetapi menghadapi semuanya dengan penuh hikmah kebijaksanaan yang kesemuanya itu menjadi dalil atas kesempurnaan Allah dalam Zat-Nya, sifat-Nya, Ilmu-Nya dan kekuasaan-Nya yang tidak dapat ditiru oleh siapa pun juga.

Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya dengan peraturan yang sangat rapi dan halus, mengadakan daya tarik-menarik antara benda-benda di langit sehingga berjalan menurut lintasan yang telah ditentukan secara rapi dan terpelihara seperti bentuk mata rantai yang sambung-menyambung sehingga tidak terjadi bentrokan di ruang angkasa yang dapat menimbulkan malapetaka dan bencana dan semuanya ini berlangsung demikian rapi sampai datang hari kiamat, di mana akan terjadi perubahan besar di alam angkasa yang menjadi permulaan hancurnya alam semesta, seperti dijelaskan dalam firman Allah:

إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ
Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan.
(QS. Al Infitar []:1,2)

Demikian pula keadaan di bumi yang tunduk kepada aturan Allah mengenai hukum sebab akibat. Seorang petani bercocok tanam, menyebarkan benih-benih di tempat persemaiannya, kemudian menyirami dengan air yang diperlukan terutama di musim kemarau dan memeliharanya dari berbagai jenis hama sehingga dapat memetik hasil tanaman dengan baik dan jika ia melalaikan salah satu rentetan dari pekerjaannya itu, maka ia akan mengalami kerugian atau tidak mendapat hasil apa-apa.

Kemudian Allah menerangkan bahwa tanda-tanda kesempurnaan kekuasaan Allah di langit dan di bumi itu supaya menjadi keyakinan bagi umat manusia akan adanya perjumpaan dengan Allan Taala pada hari kiamat, di mana Allah Taala akan memberikan ganjaran kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dan menyiksa orang-orang yang berbuat kejahatan.

Sebagaimana Allah kuasa mengatur benda-benda besar di langit seperti matahari bulan dan bintang-bintang, mengangkat langit tanpa ada tiang-tiangnya, mengatur isi alam cakrawala dengan halus dan tertib, maka kesemuanya itu menunjukkan bahwa Allah Taala kuasa untuk mengembalikan arwah-arwah kepada jasadnya dan merubah alam fana ini dengan alam yang kekal dan abadi dan tidak akan rusak untuk selama-lamanya.

Jika manusia meyakini kebenaran ini, niscaya dia dapat berpaling dari menyembah berhala dan patung-patung dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah Maha Esa, percaya kepada janji Allah dan ancaman-Nya, percaya kepada semua Rasul-rasul-Nya, bersegera di dalam mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga menjadi manusia yang bahagia di dunia dan di akhirat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Allahlah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kalian lihat) lafal `amad merupakan bentuk jamak dari kata tunggal `imaad, yang artinya ialah tiang penyanggah. Dan memang sebagaimana yang terlihat langit itu tidak mempunyai tiang penyanggah (kemudian Dia berkuasa di atas Arsy) dalam arti kata kekuasaan yang layak bagi keagungan-Nya (dan menundukkan) menjinakkan (matahari dan bulan.

Masing-masing) daripada matahari dan bulan itu (beredar) pada garis edarnya (hingga waktu yang ditentukan) yaitu hari kiamat. (Allah mengatur semua urusan) yakni memutuskan semua perkara kerajaan-Nya (menjelaskan) menerangkan (tanda-tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan-Nya (supaya kalian) hai penduduk kota Mekah (terhadap hari pertemuan dengan Rabb kalian) melalui hari berbangkit (meyakininya).
««•»»
God is He Who raised up the heavens without visible supports (‘amad is the plural of ‘imād, which is [the same as] an ustuwāna, ‘a column’; and this [statement] is true, since there are no actual supports) then presided upon the Throne, a presiding befitting Him, and disposed, made subservient, the sun and the moon, each one, of them, moving, along its course, until [the conclusion of] an appointed time, that is, [until] the Day of Resurrection. He directs the command, He conducts the affairs of His Kingdom. He details, He expounds, the signs, the indications of His power, so that you, O people of Mecca, might be certain of the encounter with your Lord, through resurrection.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net\
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#13:2

[013] Ar Ra'ad Ayat 001

««•»»
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
««•»»
bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi
««•»»
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

««•»»
In the Name of Allah, the All-beneficent, the All-merciful.
««•»»

Surah Ar Ra'ad 1

المر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ 
««•»»
alif-laam-miim-raa tilka aayaatu alkitaabi waalladzii unzila ilayka min rabbika alhaqqu walaakinna aktsara alnnaasi laa yu/minuuna
««•»»
Alif laam miim raa {764}. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Quraan). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). {764} Lihat note no. 10.
{764} Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
««•»»
Alif, Lām, Mīm, Rā. These are the signs of the Book. That which has been sent down to you from your Lord is the truth, but most people do not believe [in it].
««•»»
Al Quran semuanya yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu adalah benar yang tidak ada keragu-raguan sedikit pun padanya. Dalam keterangan ini merupakan keterangan yang menyeluruh setelah diperinci sebelumnya dengan maksud mengemukakan kesempurnaan surah ini setelah menjelaskan bahwa Alquran semuanya adalah hak yang kebenarannya meliputi seluruh bagian-bagiannya. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak membenarkan apa-apa yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu dan tidak pula mengakui kebenaran Al Quran yang di dalamnya penuh berisi bermacam-macam perumpamaan, hikmah-hikmah, dan hukum-hukum yang sesuai untuk tiap-tiap masa dan zaman yang diikuti oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Kaum Muslimin pada abad-abad pertama telah mengikuti ajaran-ajaran Alquran itu dengan penuh khidmat dan keyakinan sehingga mereka menjadi umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Mereka telah menguasai sebagian besar dari dunia yang makmur pada waktu itu, mengalahkan kerajaan Romawi dan Persia dengan menjalankan segala kebijaksanaan dalam pemerintahannya yang penuh dengan keadilan yang dapat disaksikan oleh musuh-musuhnya. Orang-orang yang teraniaya dapat dibela dalam rangka menegakkan keadilan, maka agama Islam telah diakui sebagai unsur mutlak dalam pembinaan karakter bangsa dan pembangunan negara. Setelah mereka mati dan diganti dengan generasi yang datang kemudian ternyata mereka banyak yang melalaikan unsur-unsur keadilan dan kebenaran itu sehingga berubahlah keadaan mereka menjadi bangsa yang hina setelah mereka dahulunya merupakan suatu bangsa yang berwibawa dan mulia dan disegani oleh kawan maupun lawan. Mereka menjadi bangsa yang diperbudak oleh kaum penjajah setelah dahulunya mereka menjadi kaum penguasa, mereka menjadi bangsa yang hina setelah dahulunya menjadi bangsa yang terhormat, mereka menjadi bangsa yang mengekor setelah dahulunya menjadi bangsa yang memimpin.
Hal yang demikian itu sesuai dengan firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Ar Ra'ad [13]:11)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya (Ini adalah) ayat-ayat ini (sebagian dari Alkitab) yakni Alquran; idhafat mengandung makna min, yaitu bermakna sebagian (Dan kitab yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu) maksudnya Alquran. Kalimat ayat ini berkedudukan menjadi mubtada sedangkan khabarnya ialah (adalah benar) tiada keraguan di dalamnya (akan tetapi kebanyakan manusia) yakni penduduk kota Mekah (tidak beriman) bahwasanya Alquran itu dari sisi Allah swt.
««•»»
Alif lām mīm rā’: God knows best what He means by these [letters]. Those, these verses, are the verses of the Book, the Qur’ān (the genitive annexation carries the meaning of [partitive] min, ‘from’), and that which has been revealed to you from your Lord, namely, the Qur’ān (this [preceding sentence] constitutes the subject, the predicate of which is [the following]), is the Truth, wherein is no doubt, but most people, that is, the people of Mecca, do not believe, that it is from God, exalted be He.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 2]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
1of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=1&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#13:1

[013] Ar-Ra'ad 2of2

2of2
43 Verses • revealed at Medinan.
««•»»
»The surah that translates into human experience the overpowering meaning of what Thunder says when it resounds through the sky and God sends bolts to the earth. It takes its name from thunder (ar-raʿad), mentioned in verse 13. The surah is distinguished by its moving description of God’s power and knowledge. Muḥammad’s place in a long tradition of prophets, none of whom could produce miracles on request, is stressed, and his role emphasized: it is only to deliver the message. God is the One who will call people to account for their deeds, and He is the witness for the truth of the message.«
««•»»
•[AYAT 001]•[AYAT 002]•[AYAT 003]•[AYAT 004]•[AYAT 005]•[AYAT 006]•[AYAT 007]•[AYAT 008]•[AYAT 009]•[AYAT 010]•[AYAT 011]•[AYAT 012]•[AYAT 013]•[AYAT 014]•[AYAT 015]•[AYAT 016]•[AYAT 017]•[AYAT 018]•[AYAT 019]•[AYAT 020]•[AYAT 021]•[AYAT 022]•[AYAT 023]•[AYAT 024]•[AYAT 025]•[AYAT 026]•[AYAT 027]•[AYAT 028]•[AYAT 029]•[AYAT 030]•[AYAT 031]•[AYAT 032]•[AYAT 033]•[AYAT 034]•[AYAT 035]•[AYAT 036]•[AYAT 037]•[AYAT 038]•[AYAT 039]•[AYAT 040]•[AYAT 041]•[AYAT 042]•[AYAT 043]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Sumber: Al-Quran (القرآن) — Online Quran Project — Translation and Tafsir
http://al-quran.info/#13

[013] Ar Ra'ad 1of2

1of2
43 Ayat • diturunkan di Mekah.
««•»»
Surah Ar-Ra'ad (bahasa Arab:الرّعد, ar-Ra'ad, "Guruh") adalah surah ke-13 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 43 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini dinamakan Ar-Ra'ad yang berarti Guruh (Petir) karena dalam ayat 13 Allah berfirman yang artinya ...dan guruh itu bertasbih sambil memuji-Nya, menunjukkan sifat kesucian dan kesempurnaan Allah SWT, dan lagi sesuai dengan sifat Al-Quran yang mengandung ancaman dan harapan, maka demikian pulalah halnya bunyi guruh itu menimbulkan kecemasan dan harapan kepada manusia. Isi yang terpenting dari surah ini ialah bahwa bimbingan Allah kepada makhluk-Nya bertalian erat dengan hukum sebab dan akibat. Bagi Allah SWT tidak ada pilih kasih dalam menetapkan hukuman. Balasan atau hukuman adalah akibat dan ketaatan atau keingkaran terhadap hukum Allah.
««•»»

Pokok-pokok Isi:

  1. Keimanan: Allah-lah yang menciptakan alam semesta serta mengaturnya; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; adanya malaikat yang selalu memelihara manusia yang datang silih berganti, yaitu malaikat Hafazhah; hanya Allah yang menerima doa dari hamba-Nya; memberi taufiq hanya hak Allah, sedang tugas rasul menyampaikan agama Allah.
  2. Hukum-hukum: Manusia dilarang mendoakan yang jelek-jelek untuk dirinya; kewajiban mencegah perbuatan-perbuatan yang mungkar.
  3. Kisah-kisah: Kisah pengalaman nabi-nabi zaman dahulu.
  4. Dan lain-lain: Beberapa sifat yang terpuji; perumpamaan bagi orang-orang yang menyembah berhala dan orang-orang yang menyembah Allah; Allah tidak mengubah nasib sesuatu bangsa sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
 [KEMBALI][AYAT-AYAT]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Ar-Ra%E2%80%99d
Mukaddimah terjemahan Al Qur'an versi Departemen Agama RI