Kamis, 26 Februari 2015

[013] Ar Ra'ad Ayat 005

««•»»
Surah Ar Ra'ad 5

وَإِنْ تَعْجَبْ فَعَجَبٌ قَوْلُهُمْ أَئِذَا كُنَّا تُرَابًا أَئِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
««•»»
wa-in ta'jab fa'ajabun qawluhum a-idzaa kunnaa turaaban a-innaa lafii khalqin jadiidin ulaa-ika alladziina kafaruu birabbihim waulaa-ika al-aghlaalu fii a'naaqihim waulaa-ika ash-haabu alnnaari hum fiihaa khaaliduuna
««•»»
Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka: "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" Orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
««•»»
If you are to wonder [at anything], then wonderful [1] is their remark, ‘When we have become dust, shall we be [ushered] into a new creation?’ They are the ones who defy their Lord; they shall have iron collars around their necks, they shall be the inhabitants of the Fire, and they shall remain in it [forever].
[1]  That is, odd, astonishing.
««•»»

Dan jika sesuatu yang kamu herankan tentang penyembahan mereka terhadap berhala-berhala yang tidak memberi mudarat dan membawa kemanfaatan setelah dikemukakan dalil-dalil keesaan Allah, maka yang lebih patut mengherankan adalah ucapan mereka yang mendustakan hari kebangkitan pada hari kiamat sehingga mereka berkata: "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami benar-benar akan dikembalikan lagi menjadi makhluk yang baru?"

Mereka mengucapkan kata-kata pengingkaran itu padahal mereka tidak mengingkari kekuasaan Allah untuk menciptakan mereka sejak mereka berada dalam kandungan ibunya. Pertanyaan yang mengandung keingkaran itu berulang-ulang tersebut dalam sebelas tempat di sembilan surah dalam Alquran, yaitu surah-surah Ar-Ra'd, Al-Isra, Al-Mu'minun, An-Nahl, An-Ankabut, As-Sajdah, As-Saffat, Al-Waqi`ah dan An-Naziat, semuanya mengandung keingkaran yang sangat keras yang mustahil akan terjadi.

Kemudian Allah menerangkan sifat-sifat orang yang ingkar itu, bahwa mereka itulah orang-orang kafir terhadap Tuhannya. Karena mengingkari kekuasaan Allah sama dengan mengingkari Allah sebab Allah itu senantiasa berkuasa dan orang-orang itu akan dilekatkan belenggu-belenggu di lehernya sebagai akibat daripada keadaan mereka di dunia tidak melihat kebenaran dan mengikuti jalan petunjuk.

Ada pula yang menafsirkan bahwa mereka itu pada hari kiamat ketika dihadapkan kepada hisab, mereka itu dilekatkan beberapa belenggu di lehernya seperti seorang tawanan dibelenggu menghadap pengadilan,

Seperti dijelaskan dalam firman Allah:
إِذِ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلَاسِلُ يُسْحَبُونَ فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ
Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas kemudian mereka dibakar dalam api.
(QS. Al Mu'min [40]:71,72)

Dan mereka itu adalah penghuni neraka yang berada kekal di dalamnya dalam kehinaan sebagai akibat daripada keingkaran dan kejahatannya selama hidup di dunia.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika kamu merasa heran) hai Muhammad, tentang pendustaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap dirimu (maka yang patut mengherankan) lebih berhak untuk ditakjubi (adalah ucapan mereka) orang-orang yang mengingkari adanya hari berbangkit.

("Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan menjadi makhluk yang baru?") karena sesungguhnya Dzat yang mampu menciptakan makhluk dan hal-hal yang telah disebutkan tadi yang tanpa tandingan mampu pula untuk mengembalikan mereka menjadi hidup kembali. Sehubungan dengan kedua huruf hamzah pada dua tempat dalam ayat ini, yaitu a-idzaa dan a-innaa dengan menyebutkan secara jelas keduanya.

Dan dapat pula dibaca secara nyata pada yang pertama sedangkan pada yang kedua diringankan kemudian dimasukkan huruf alif di antara keduanya sebagaimana boleh pula huruf alif tidak dimasukkan. Akan tetapi menurut suatu qiraat, pada tempat yang pertama memakai huruf istifham sehingga menjadi a-idzaa sedangkan pada yang kedua dibaca dalam bentuk kalimat berita sehingga bacaannya menjadi innaa lafii khalqin jadiid.

Dan menurut qiraat yang lainnya lagi dibaca secara kebalikannya sehingga menjadi idzaa kunnaa turaaban a-innaa lafii khalqin jadiid (orang-orang itulah yang kafir kepada Rabb mereka dan orang-orang itulah yang diletakkan belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.)

««•»»
And if you wonder, O Muhammad (s), at the disbelievers denying you, then surely wondrous, [surely] deserving wonder, is their saying, in denial of resurrection: ‘When we have become dust, shall we indeed then be [raised] in a new creation?’, [it is wondrous] because the One Who has the power to originate creation and [to originate] what has been mentioned [above], without any precedent, has [also] the power to restore them [to life] (both hamzas, in both instances [a-idhā and a-innā], are pronounced; or [one may] pronounce the first and not pronounce the second, but in both cases inserting an alif or not [inserting it]; one variant reading has the first [a-idhā] as the interrogative, and the second one [a-innā] as the predicate, while another variant reading has the [exact] opposite). Those are the ones who disbelieve in their Lord; those — fetters shall be around their necks; and those, they shall be the inhabitants of the Fire, abiding therein.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#13:5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar