Sabtu, 18 April 2015

[013] Ar Ra'ad Ayat 014



««•»»
Surah Ar Ra'ad 14

لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ
««•»»
lahu da'watu alhaqqi waalladziina yad'uuna min duunihi laa yastajiibuuna lahum bisyay-in illaa kabaasithi kaffayhi ilaa almaa-i liyablugha faahu wamaa huwa bibaalighihi wamaa du'aau alkaafiriina illaa fii dhalaalin
««•»»
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do'a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya {769}. Dan do'a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. {769}. Orang-orang yang mendo'a kepada berhala dimisalkan seperti orang yang mengulurkan telapak tangannya yang terbuka ke air supaya air sampai ke mulutnya. Hal ini tidak mungkin terjadi karena telapak tangan yang terbuka tidak dapat menampung air.
{769} Orang-orang yang mendoa kepada berhala dimisalkan seperti orang yang mengulurkan telapak tangannya yang terbuka ke air supaya air sampai ke mulutnya. hal ini tidak mungkin terjadi karena telapak tangan yang terbuka tidak dapat menampung air.
««•»»
[Only] to Him belongs the true invocation;[1] and those whom they invoke besides Him do not answer them in any wise— like someone who stretches his hands towards water [desiring] that it should reach his mouth, but it does not reach it— and the invocations of the faithless only go awry.
[1] Or ‘His is the invitation to the truth,’ or ‘His is the true invitation.’
««•»»

Hanya bagi Allah saja wewenang untuk mengabulkan doa yang benar. Ada pula yang menafsirkan hanya kepada Allahlah seruan yang benar kepada ketauhidan, kemurnian dan keikhlasan dalam ibadat. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan permintaan mereka sedikit pun, seperti orang yang ingin minum, tetapi cukup dengan membukakan kedua telapak tangannya saja kepada air supaya air itu naik sendiri ke dalam mulutnya padahal air itu tentu tidak dengan sendirinya akan masuk ke dalam mulutnya tanpa ditampung dulu oleh kedua telapak tangannya. Demikian pula berhala-berhala yang mereka sembah itu, jangankan mereka dapat memenuhi permintaan penyembahnya, sedang ditanya saja mereka tidak dapat menjawab. Dan tidak ada doa dan ibadat orang-orang kafir itu melainkan sia-sia belaka. Bila mereka mendoa kepada Allah, doanya tidak dikabulkan, dan jika mereka mendoa kepada berhala-berhala sedikit pun mereka tidak bisa mendengar apalagi mengabulkan permintaannya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hanya bagi Dia) bagi Allah swt. (doa yang benar) artinya kalimat-Nya, yaitu kalimat laa ilaaha illallaah (tiada Tuhan selain Allah). (Dan berhala-berhala yang mereka seru) dapat dibaca yad'uuna dan tad`uuna, artinya yang mereka sembah (selain Dia) yakni selain dari Allah, yaitu berhala-berhala (tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka) yakni sesuatu dari hal-hal yang mereka minta (melainkan) berkenaan (yang mirip dengan orang yang membukakan) artinya perihalnya sama dengan seseorang yang membukakan (kedua telapak tangannya ke dalam air) sedangkan ia berada di pinggir sumur, seraya menyeru air (supaya sampai kepada mulutnya) sekali pun tempat ia berada jauh dari air yang ada di dalam sumur itu (padahal air itu tidak dapat sampai kepadanya) ke mulutnya untuk selama-lamanya. Demikian pula keadaan para penyembah berhala itu, berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak akan dapat memperkenankan kepada mereka. (Dan doa orang-orang kafir itu) penyembahan mereka terhadap berhala-berhala atau makna yang dimaksud adalah doa yang sesungguhnya (hanyalah sia-sia belaka) tidak ada artinya.
««•»»
His, exalted be He, is the call of truth, that is, the words that constitute it [the truth], and these are: ‘there is no god but God’ (lā ilāha illā’Llāh); and those upon whom they call (read yad‘ūn or tad‘ūn, ‘you call’), [those whom] they worship, apart from Him, that is, other than Him — namely, the idols — do not answer them anything, of which they ask; save as, is the response to, one who stretches forth his hands towards water, at the edge of a well, calling to it, that it may reach his mouth, by its rising through the well to [reach] him, but it would never reach it, that is, [reach] his mouth, ever: likewise they [the idols] will not answer them; and the call of the disbelievers, their worship of idols — or their actual supplication — goes only astray, [it is only] in perdition.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 13][AYAT 15]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
14of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#13:14

[013] Ar Ra'ad Ayat 013



««•»»
Surah Ar Ra'ad 13

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
««•»»
wayusabbihu alrra'du bihamdihi waalmalaa-ikatu min khiifatihi wayursilu alshshawaa'iqa fayushiibu bihaa man yasyaau wahum yujaadiluuna fii allaahi wahuwa syadiidu almihaali
««•»»
Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.
««•»»
The Thunder celebrates His praise, and the angels [too], in awe of Him, and He releases the thunderbolts and strikes with them whomever He wishes. Yet they dispute concerning Allah, though He is great in might.[1]
[1] Or ‘though He is severe in punishment.’
««•»»

Dan guruh itu bila mengeluarkan suaranya yang mengguntur, maka suaranya itu adalah bacaan tasbih seraya memuji kepada Allah sebagai tanda tunduk kepada Allah, menyucikan Allah dari persekutuan dan pernyataan kelemahan, dibandingkan dengan kekuatan Penciptanya Yang Maha Luhur dan Maha Agung. Tiap-tiap benda yang bersuara maka suaranya itu berarti tasbih hanya saja manusia tidak mengerti bahasanya,

Seperti dinyatakan dalam firman-Nya:

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengetahui tasbih mereka.
(Q.S. Al-Isra': 44)

Diriwayatkan oleh Bukhari, Ahmad, Turmuzi, Nasa'i dari Ibnu Umar,
bahwa Nabi Muhammad saw. bila mendengar suara guruh dan halilintar suka mendoa demikian: "Ya Allah, janganlah Engkau membunuh kami dengan kemurkaan-Mu dan janganlah kami dibinasakan dengan azab-Mu, dan berilah sehat walafiat kepada kami sebelum itu."

Abu Hurairah meriwayatkan pula sebuah hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. bila ada tiupan angin yang keras, atau mendengar suara guruh berubah warna mukanya, lalu beliau berkata kepada guruh itu: "Maha Suci Allah, yang engkau bertasbih kepada-Nya." Dan kepada angin beliau berkata: "Ya Allah jadikanlah angin itu pembawa rahmat dan jangan membawa azab."

Dan demikian pula para malaikat bertasbih karena takut kepada Allah dan memuji kepada-Nya. Dan Allah melepaskan halilintar, lalu mengenai siapa yang Dia kehendaki dan membinasakannya, namun mereka berbantah-bantahan juga tentang Allah, tentang sifat-sifat-Nya yang telah diterangkan oleh Rasul-Nya, seperti ilmu-Nya yang sempurna, kekuasaan-Nya, keesaan-Nya dan ketentuan-Nya dan menghidupkan manusia kembali di hari kiamat untuk menghadapkan mereka pada hari pengadilan dan pembalasan.

Pada ayat ini Allah swt. menyuruh supaya berlaku sabar atas keingkaran orang-orang musyrikin yang menuntut supaya Nabi mengemukakan mukjizat seperti tongkat Musa, mukjizat Isa dan lain-lain padahal Alquran sendiri adalah mukjizat yang paling besar dan kekal sepanjang masa, tidak dapat ditiru oleh siapa pun juga.

Allah menyuruh Nabi-Nya berlaku sabar itu ialah dengan pengertian, bahwa mereka itu bukan saja mengingkari kenabianmu, dan menuntut supaya dikemukakan berbagai mukjizat, bahkan mereka itu sudah melampaui batas sampai mengingkari ketuhanan Allah dan keesaan-Nya, mengadakan berbagai sekutu bagi Allah, mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, mengingkari adanya hari berbangkit dan pembalasan. Maka dengan cara demikian Allah swt. menenteramkan hati Nabi-Nya supaya jangan terlalu sedih dan prihatin menghadapi semua tantangan itu, dan Dialah Tuhan Yang Maha Keras (siksa-Nya).

Seperti dicantumkan dalam firman-Nya:
وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
Dan begitulah azab Tuhanmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat lalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.
(Q.S. Hud: 102)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan guruh itu bertasbih) yaitu malaikat yang diserahi tugas untuk menggiring mendung seraya (memuji Allah) artinya ia selalu mengucapkan kalimat 'subhaanallaah wa bihamdihi' (dan) demikian pula bertasbih (para malaikat karena takut kepada-Nya) kepada Allah (dan Allah melepaskan halilintar) yaitu api yang keluar dari mendung (lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki) kemudian halilintar itu membakarnya.

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang laki-laki yang Nabi saw. mengutus seseorang untuk menyerunya menyembah Allah. Akan tetapi laki-laki itu menjawab, "Siapakah utusan Allah itu, dan siapakah Allah itu; apakah ia dari emas atau dari perak atau dari tembaga."

Ketika itu juga turunlah halilintar menyambarnya sehingga hancur tulang batok kepalanya (dan mereka) orang-orang kafir (berbantah-bantahan) selalu membantah Nabi saw. (tentang Allah dan Dialah Tuhan Yang Maha Keras siksa-Nya) Maha Kuat atau Maha Keras azab-Nya.

««•»»
And the thunder — this is an angel, who is in charge of the clouds, driving them, [while he] constantly, proclaims His praise, that is, he says, ‘Glory be to God through His praise’ (subhāna’Llāh wa-bi-hamdihi), and so too the angels, proclaim His praise, in awe of Him, that is, of God. He unleashes the thunderbolts — these are a fire which issues forth from the clouds — and smites with them whom He will, such that it burns [that person]: this was revealed regarding a man to whom the Prophet (s) had sent someone to invite [to Islam] and who said, ‘Who is the Messenger of God? And what is God? Is He [made] of gold, or of silver, or of copper?’, whereupon a thunderbolt came down on him and blew off the top of his head; yet they, that is, the disbelievers, dispute, argue with the Prophet (s), about God, though He is great in might, in power, or in [the severity of His] retribution.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
ASBABUN NUZUL
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwasanya orang-orang kafir Mekah berkata kepada Nabi saw.,
"Jika kamu benar seperti apa yang kamu katakan (yakni menjadi seorang rasul), maka perlihatkanlah kepada kami engkau menghidupkan nenek moyang kami yang telah mati, supaya kami dapat berbicara dengan mereka. Kemudian singkirkanlah bukit-bukit Mekah ini yang mengurungi kami." Lalu turunlah firman-Nya, "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat dipindahkan ..."
(Q.S. Ar-Ra'ad 31).

Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui Athiyyah Al-Aufi yang menceritakan, bahwa orang-orang kafir Mekah berkata kepada Nabi saw.,
"Seandainya engkau dapat menyingkirkan bukit-bukit Mekah itu daripada kami, sehingga tanah menjadi lapang, maka kami akan bercocok tanam padanya. Seandainya engkau dapat membelah tanah sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi Sulaiman bagi kaumnya dengan memakai angin. Seandainya engkau dapat menghidupkan kembali bagi kami orang-orang yang telah mati, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi Isa bagi kaumnya, (niscaya kami mau beriman kepadamu)."

Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "
Dan sekiranya ada suatu bacaan..."
(Q.S. Ar-Ra'ad 31).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 12][AYAT 14]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#13:13

[013] Ar Ra'ad Ayat 012



««•»»
Surah Ar Ra'ad 12

هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
««•»»
huwa alladzii yuriikumu albarqa khawfan wathama'an wayunsyi-u alssahaaba altstsiqaala
««•»»
Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.
««•»»
It is He who shows you the lightning, inspiring fear and hope, and He produces the clouds heavy [with rain].
««•»»

Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat yang menimbulkan ketakutan kepada sebagian hamba-Nya seperti orang-orang yang sedang bepergian, karena ditimpa hujan atau disambar petir, dan menimbulkan harapan kepada orang-orang lain seperti petani-petani yang mengharapkan turunnya hujan untuk mengairi sawah-sawah dan ladang-ladangnya. Demikian pula segala sesuatu di dunia ini, kadang-kadang dipandang baik karena dibutuhkan pada masa-masanya yang tertentu, dan kadang-kadang dipandang buruk mengingat kemudaratannya yang mungkin timbul dan Allah pula yang mengadakan awan yang mendung yang mengandung air hujan dan karena beratnya, maka awan yang mengandung itu adanya dekat di atas permukaan bumi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepada kalian untuk menimbulkan ketakutan) terhadap orang-orang yang sedang musafir disebabkan suara halilintar (dan harapan) bagi orang yang bermukim terhadap turunnya hujan (dan Dia mengadakan) menciptakan (awan yang tebal) karena mengandung air hujan.
««•»»
He it is Who shows you the lightning, [inspiring] fear, in travellers, of thunderbolts, and hope, for those who are at home, of rain; and He produces, He creates, the clouds that are heavy, with rain.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a., bahwasanya Arbad bin Qais dan Amir bin Thufail datang ke Madinah menemui Rasulullah saw. Lalu Amir bin Thufail berkata, "Hai Muhammad! Hadiah apakah yang akan engkau berikan kepadaku, jika aku masuk Islam?" Rasulullah saw. menjawab, "Engkau akan mendapatkan sebagaimana apa yang didapat oleh kaum Muslimin yang lain, dan engkau pun akan menerima seperti apa yang mereka alami?" Lalu Amir berkata lagi, "Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai penggantimu sesudahmu?" Rasulullah saw. menjawab, "Hal tersebut bukan untukmu dan bukan untuk kaummu." Lalu mereka berdua keluar dari majelis Rasulullah saw. Setelah mereka keluar, lalu Amir berkata kepada Arbad, "Bagaimana kalau aku menyibukkan diri Muhammad dengan berbicara kepadanya, kemudian dari belakang kamu tebas dia dengan pedangmu?" Arbad setuju dengan usul tersebut, lalu keduanya kembali lagi menemui Rasulullah saw.

Sesampainya di sana Amir berkata, "Hai Muhammad! Berdirilah bersamaku, aku akan berbicara kepadamu." Kemudian Amir berbicara kepadanya, dan Arbad menghunus pedangnya; akan tetapi ketika Arbad meletakkan tangannya pada pegangan pedangnya, tiba-tiba tangannya lumpuh. Dan Rasulullah saw. melirik kepadanya serta melihat tingkahnya itu dengan jelas, lalu beliau berlalu meninggalkan mereka. Maka setelah itu keduanya pergi, dan ketika mereka berdua sampai di kampung Ar-Raqm, lalu Allah mengutus halilintar kepada Arbad untuk menyambarnya, maka halilintar itu membunuhnya.

Kemudian turunlah firman-Nya,
"Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan..."
(QS. Ar-Ra'ad [13]:8).
sampai dengan firman-Nya,
"Dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya."
(QS. Ar-Ra'ad [13]:13).

Imam Nasai dan Imam Bazzar keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui Anas r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. mengutus salah seorang sahabatnya kepada seorang laki-laki jahiliah yang terpandang, yaitu untuk mengajaknya menyembah Allah. Lalu laki-laki itu menjawab, "Apakah Tuhanmu yang engkau ajak aku supaya menyembah-Nya; apakah ia terbuat dari besi, atau dari tembaga, atau dari perak, ataukah dari emas?" Kemudian utusan itu kembali menghadap kepada Nabi saw. dan menceritakan kepadanya semua apa yang dialaminya. Nabi saw. mengulangi lagi hal itu untuk yang kedua kalinya, hingga sampai pada ketiga kalinya, akan tetapi laki-laki jahiliah itu masih tetap membangkang dan menolak. Lalu Allah mengutus halilintar kepadanya, dan halilintar itu menyambarnya hingga membakarnya.

Maka turunlah ayat berikut ini,
"Dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki..."
(QS. Ar-Ra'ad [13]:13).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 11][AYAT 13]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#13:12

[013] Ar Ra'ad Ayat 011



««•»»
Surah Ar Ra'ad 11

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
««•»»
lahu mu'aqqibaatun min bayni yadayhi wamin khalfihi yahfazhuunahu min amri allaahi inna allaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim wa-idzaa araada allaahu biqawmin suu-an falaa maradda lahu wamaa lahum min duunihi min waalin
««•»»
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah {767}. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan {768} yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. {767}. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah. {768}. Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
{767} Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
{768} Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
««•»»
He has guardian angels, to his front and his rear, who guard him by Allah’s command. Indeed Allah does not change a people’s lot, unless they change what is in their souls. And when Allah wishes to visit ill on a people, there is nothing that can avert it, and they have no protector besides Him.
««•»»

Allah swt. menugaskan kepada beberapa malaikat untuk selalu mengikuti manusia secara bergiliran, di muka dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Ada malaikat yang menjaganya di malam hari, dan ada yang di siang hari, menjaga dari berbagai bahaya dan kemudaratan, dan ada pula malaikat yang mencatat semua amal perbuatan manusia, yang baik atau yang buruk. Dua malaikat di sebelah kanan dan di sebelah kiri yang mencatat amal perbuatan manusia. Yang sebelah kanan mencatat segala kebaikannya, dan yang sebelah kiri mencatat amal keburukannya, dan dua malaikat lain lagi yang satu di depan dan yang satu lagi di belakangnya. Maka setiap orang ada malaikatnya empat pada siang hari dan empat pada malam hari yang datangnya secara bergiliran,

sebagaimana diterangkan dalam hadis yang sahih:
يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل وملائكة بالنهار ويجتمعون في صلاة الصبح وصلاة العصر فيصعد إليه الذين باتوا فيكم فيسألهم وهو أعلم بكم. كيف تركتم عبادي؟ فيقولون أتيناهم وهم يصلون وتركناهم وهم يصلون
(رواه البخاري)
Ada beberapa malaikat yang menjaga kamu secara bergiliran di malam hari dan di siang hari. Mereka bertemu (untuk mengadakan serah terima) pada waktu salat subuh dan salat asar, lalu naiklah malaikat-malaikat yang menjaga di malam hari kepada Allah Taala. Dia bertanya sedangkan Ia sudah mengetahui apa yang akan ditanyakannya itu: "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kamu meninggalkan mereka (di dunia)?" Malaikat menjawab: "Kami datang kepada mereka padahal mereka sedang salat dan kami meninggalkan mereka dan mereka pun sedang salat pula."
(HR. Bukhari)

Apabila manusia mengetahui bahwa di sampingnya ada malaikat-malaikat yang mencatat semua amal perbuatannya, maka patutlah dia selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat karena khawatir akan dilihat oleh malaikat-malaikat itu seperti kekhawatirannya perbuatan itu dilihat oleh orang yang disegani. Dan tentang penelitian malaikat-malaikat terhadap perbuatan-perbuatan manusia dapat diyakinkan kebenarannya setelah ilmu pengetahuan menciptakan alat-alat yang baru yang dapat mencatat semua kejadian-kejadian yang terjadi pada diri manusia sebagai contoh aliran listrik dan pemakaian air minum di tiap-tiap kota dan desa telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat diketahui berapa jumlah yang telah dipergunakan, demikian pula ada alat-alat yang dipasang di kendaraan bermotor yang dapat mencatat kecepatannya dan mengukur berapa jarak yang telah ditempuh.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengungkapkan bermacam-macam perkara yang gaib adalah memberi keyakinan kepada kita tentang benarnya teori ketentuan agama itu dan menjadi sebab untuk menundukkan orang-orang yang terpengaruh oleh doktrin kebendaan sehingga mereka mengakui adanya benda-benda gaib yang tidak dapat dicapai dengan pancaindra mereka sendiri, oleh karena itu benarlah orang yang mengatakan bahwa kedudukan akal di dalam Islam itu adalah seperti dua anak yang kembar yang tidak akan dipisahkan atau seperti dua orang kawan yang selalu sama pendapat-pendapatnya dan tidak akan berbantah-bantahan.

Malaikat-malaikat itu menjaga manusia atas perintah Allah, dengan izin Allah dan pemeliharaan-Nya yang sempurna. Sebagaimana dalam alam kebendaan ada hubungan erat antara sebab dan musabab sesuai dengan hikmahnya, seperti adanya pelupuk mata melindunginya dari kemasukan benda yang merusaknya, maka demikian pula dalam alam kerohanian Allah telah menugaskan beberapa malaikat untuk menjaga manusia dari berbagai kemudaratan. Perbuatan Tuhan selalu tidak luput dari hikmah dan kemaslahatan. Demikian pula Allah swt. telah menugaskan malaikat-malaikat untuk mencatat amal perbuatan manusia. Kita tidak tahu bagaimana cara mencatatnya, kita mengetahui bahwa sesungguhnya Allah sendiri cukup untuk mengetahuinya. Mengapa Dia masih menugaskan malaikat untuk mencatatnya.

Mungkin di dalamnya terkandung hikmah ialah supaya manusia lebih tunduk dan akan menerima pahala atau azab yang akan diterimanya nanti di akhirat, karena telah pula disaksikan dan dicatat oleh para malaikat itu, menjaga manusia atas perintah dan izin Allah, tetapi bilamana ada kepastian Allah yang tidak dapat ditolaknya, mereka membiarkan kepastian Allah itu menimpa pula kepada manusia yang dijaganya.

Ali bin Abu Talib menerangkan pula bahwa tidak ada seorang hamba pun melainkan ada malaikat yang menjaganya daripada kejatuhan tembok, atau jatuh ke dalam sumur, atau dimakan binatang buas, tenggelam atau terbakar akan tetapi bilamana datang kepastian dari Allah swt. mereka membiarkan manusia itu ditimpa oleh kepastian itu. Abu Bakar berkata: "Jika manusia melihat seseorang yang lalim dan tidak bertindak terhadapnya, maka mungkin sekali Allah akan menurunkan azab yang mengenai mereka semuanya."

Keterangan beliau ini diperkuat dengan firman Allah:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa kepada orang-orang yang lalim saja di antara kamu.
(QS. Al Anfaal [75]:25)

Ibnu Khaldun dalam Mukadimahnya telah mencantumkan sebuah bab dengan judul "kelaliman dapat menghancurkan kemakmuran". Beliau mengemukakan beberapa contoh dalam sejarah sebelum Islam dan sesudahnya bahwa kelaliman itu menghancurkan singgasana umat Islam, telah merendahkan derajatnya, telah menjadi rongrongan dari semua bangsa yang ada di sekelilingnya. Demikian pula umat Islam yang pernah meringkuk beberapa abad lamanya di bawah penjajahan orang barat yang semuanya terjadi atas kebenaran firman Allah,

yaitu:
أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
Bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.
(QS. Al Anbiyaa [21]:105)

Apabila Allah menghendaki keburukan kepada suatu kaum dengan penyakit, kemiskinan atau bermacam-macam cobaan yang lain sebagai akibat dari perbuatan buruk yang mereka kerjakan sendiri, maka tak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Allah Taala sendiri. Semua berhala-berhala yang disembah selain Allah, sedikit pun tak ada menarik kemanfaatan dan menolak kemudaratan bagi dirinya sendiri apalagi untuk orang lain. Pernah ada seorang Badui, penghuni padang pasir melihat seekor serigala kencing di atas kepala sebuah berhala. Maka spontan bangkit semangat amarahnya, lalu memegang berhala itu dan memecahkannya sampai berkeping-keping seraya berkata: Apakah patut tuhan dikencingi serigala di atas kepalanya? Sungguh hina benar yang dikencingi serigala di atas kepalanya itu."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Baginya) manusia (ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran) para malaikat yang bertugas mengawasinya (di muka) di hadapannya (dan di belakangnya) dari belakangnya (mereka menjaganya atas perintah Allah) berdasarkan perintah Allah, dari gangguan jin dan makhluk-makhluk yang lainnya. (Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum) artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya (sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang baik dengan melakukan perbuatan durhaka. (Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum) yakni menimpakan azab (maka tak ada yang dapat menolaknya) dari siksaan-siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya yang telah dipastikan-Nya (dan sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi orang-orang yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah (selain Dia) selain Allah sendiri (seorang penolong pun) yang dapat mencegah datangnya azab Allah terhadap mereka. Huruf min di sini adalah zaidah.
««•»»
For him, for man, are attendants, angels who follow him, to his front and to his rear, guarding him through God’s command, that is, by His command, from [the danger of] the jinn and others. Indeed God does not alter the state of a people — He does not deprive them of His grace — unless they have altered the state of their souls, from [their] comely nature, through an act of disobedience. And if God wills misfortune, chastisement, for a people there is none that can repel it, either from among the attendant angels or others; and they, for whom God wills misfortune, have no protector (min wālin: min is extra) to avert it from them, apart from Him, that is, other than God.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a., bahwasanya Arbad bin Qais dan Amir bin Thufail datang ke Madinah menemui Rasulullah saw. Lalu Amir bin Thufail berkata, "Hai Muhammad! Hadiah apakah yang akan engkau berikan kepadaku, jika aku masuk Islam?" Rasulullah saw. menjawab, "Engkau akan mendapatkan sebagaimana apa yang didapat oleh kaum Muslimin yang lain, dan engkau pun akan menerima seperti apa yang mereka alami?" Lalu Amir berkata lagi, "Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai penggantimu sesudahmu?" Rasulullah saw. menjawab, "Hal tersebut bukan untukmu dan bukan untuk kaummu."

Lalu mereka berdua keluar dari majelis Rasulullah saw. Setelah mereka keluar, lalu Amir berkata kepada Arbad, "Bagaimana kalau aku menyibukkan diri Muhammad dengan berbicara kepadanya, kemudian dari belakang kamu tebas dia dengan pedangmu?" Arbad setuju dengan usul tersebut, lalu keduanya kembali lagi menemui Rasulullah saw. Sesampainya di sana Amir berkata, "Hai Muhammad! Berdirilah bersamaku, aku akan berbicara kepadamu." Kemudian Amir berbicara kepadanya, dan Arbad menghunus pedangnya; akan tetapi ketika Arbad meletakkan tangannya pada pegangan pedangnya, tiba-tiba tangannya lumpuh. Dan Rasulullah saw. melirik kepadanya serta melihat tingkahnya itu dengan jelas, lalu beliau berlalu meninggalkan mereka. Maka setelah itu keduanya pergi, dan ketika mereka berdua sampai di kampung Ar-Raqm, lalu Allah mengutus halilintar kepada Arbad untuk menyambarnya, maka halilintar itu membunuhnya.

Kemudian turunlah firman-Nya,
"Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan..."
(Q.S. Ar-Ra'd 8)
sampai dengan firman-Nya,
"Dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya."
(Q.S. Ar-Ra'd 13).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 10][AYAT 12]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#13:11

[013] Ar Ra'ad Ayat 010



««•»»
Surah Ar Ra'ad 10

سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ
««•»»
sawaaun minkum man asarra alqawla waman jahara bihi waman huwa mustakhfin biallayli wasaaribun bialnnahaari
««•»»
Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.
««•»»
It is the same [to Him] whether any of you speaks secretly, or does so loudly, or whether he lurks in the night, or is open to view in daytime.[1]
[1] Or ‘marches in daytime.’
««•»»

Sama saja bagi Allah di antaramu yang merahasiakan ucapannya, yang menyimpan saja dalam hatinya, atau yang berterus terang mengucapkannya. Semuanya itu tidak ada yang samar bagi Allah,

seperti diterangkan dalam firman-Nya:
وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.
(QS. Thaaha [20]:7)

Dalam sebuah hadis diterangkan, Siti Aisyah berkata: "Maha Suci Allah Yang mendengar semua suara-suara. Demi Allah, pernah datanglah seorang wanita (mujadilah) yang mengajukan gugatan tentang suaminya kepada Rasulullah saw. Oleh beliau dijawab bahwa dalam hal ini belum ada keputusan Allah, lalu wanita itu menyampaikan pengaduannya di muka Baitullah. Saya sendiri, kata Aisyah berada di dekat Baitullah dan mendengar pengaduannya secara sayup-sayup tidak jelas,

kemudian Allah menurunkan firman-Nya:
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(QS. Al Mujadilah [58]:1)

Allah mengetahui siapa yang bersembunyi di rumahnya di malam hari dan berjalan-jalan menampakkan dirinya di siang hari. Semuanya sama bagi Allah. Oleh Ibnu Abbas ayat ini ditafsirkan sebagai berikut: Allah mengetahui orang yang karena penuh keragu-raguan suka bersembunyi di rumahnya di malam hari dan berjalan menampakkan diri di siang hari, Seperti seorang wanita yang bersih daripada dosa.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sama saja) menurut ilmu Allah swt. (siapa yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang, dan siapa yang bersembunyi) menyembunyikan dirinya (di malam hari) di dalam kegelapannya (dan yang berjalan) yang tampak kepergiannya di dalam perjalanannya (di siang hari).
««•»»
[They are all] the same, according to His knowledge, exalted be He, those of you who speak secretly and those who do so openly, and those who lurk, [who] hide themselves, in the night, in its darkness, and those who go forth, [those who] are manifest [to view] when they make their way, by day.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a.,
bahwasanya Arbad bin Qais dan Amir bin Thufail datang ke Madinah menemui Rasulullah saw. Lalu Amir bin Thufail berkata, "Hai Muhammad! Hadiah apakah yang akan engkau berikan kepadaku, jika aku masuk Islam?" Rasulullah saw. menjawab, "Engkau akan mendapatkan sebagaimana apa yang didapat oleh kaum Muslimin yang lain, dan engkau pun akan menerima seperti apa yang mereka alami?" Lalu Amir berkata lagi, "Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai penggantimu sesudahmu?" Rasulullah saw. menjawab, "Hal tersebut bukan untukmu dan bukan untuk kaummu." Lalu mereka berdua keluar dari majelis Rasulullah saw. Setelah mereka keluar, lalu Amir berkata kepada Arbad, "Bagaimana kalau aku menyibukkan diri Muhammad dengan berbicara kepadanya, kemudian dari belakang kamu tebas dia dengan pedangmu?" Arbad setuju dengan usul tersebut, lalu keduanya kembali lagi menemui Rasulullah saw.

Sesampainya di sana Amir berkata, "Hai Muhammad! Berdirilah bersamaku, aku akan berbicara kepadamu." Kemudian Amir berbicara kepadanya, dan Arbad menghunus pedangnya; akan tetapi ketika Arbad meletakkan tangannya pada pegangan pedangnya, tiba-tiba tangannya lumpuh.

Dan Rasulullah saw. melirik kepadanya serta melihat tingkahnya itu dengan jelas, lalu beliau berlalu meninggalkan mereka. Maka setelah itu keduanya pergi, dan ketika mereka berdua sampai di kampung Ar-Raqm, lalu Allah mengutus halilintar kepada Arbad untuk menyambarnya, maka halilintar itu membunuhnya.

Kemudian turunlah firman-Nya, "Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan..."
(Q.S. Ar-Ra'ad 8)
sampai dengan firman-Nya,
"Dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya."
(Q.S. Ar-Ra'ad 13).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#13:10

[013] Ar Ra'ad Ayat 009



««•»»
Surah Ar Ra'ad 9
عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ
««•»»
'aalimu alghaybi waalsysyahaadati alkabiiru almuta'aali
««•»»
Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.
««•»»
the Knower of the sensible and the Unseen, the All-great, the All-sublime.
««•»»

Dialah Tuhan Yang Mengetahui yang gaib dan yang tampak. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa ada alam yang tidak dapat dilihat dengan mata kepala, karena kecil sekali, dan baru dapat dilihat dengan mikroskop seperti alam bakteri yang dapat menjalarkan bermacam-macam penyakit yang sulit sekali untuk diberantasnya, atau sampai sekarang belum diketemukan obat pembasminya, dan bakteri-bakteri itu termasuk tentara Allah yang tidak mengetahui berapa jumlah banyaknya melainkan Allah Taala sendiri,

seperti diterangkan dalam firman-Nya:
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ
Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.
(QS. Al Mudasir []:31)

Dialah Tuhan Yang Maha Besar, yang tidak dapat dikirakan sifat kebesaran-Nya oleh semua makhluk-Nya, lagi Maha Tinggi dalam kekuasaan-Nya untuk mengatur alam semesta, dan hal demikian itu menunjukkan, bahwa Allah Maha Kuasa untuk menghidupkan kembali makhluk-makhluk-Nya pada hari kiamat, hal yang diingkari oleh kaum musyrikin itu Allah kuasa memenuhi tuntutan mereka, kuasa pula menyegerakan azab yang mereka usulkan, akan tetapi Dia mengakhirkan pelaksanaannya karena sesuatu kemaslahatan yang mereka tidak ketahui.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yang mengetahui semua yang gaib dan yang tampak) hal-hal yang gaib dan hal-hal yang kelihatan (Yang Maha Besar) Maha Agung (lagi Maha Tinggi) di atas semua makhluk-Nya dengan cara paksa. Lafal al-muta`aal dapat pula di baca al-muta`aaliy dengan memakai huruf ya di akhirnya.
««•»»
[He is] the Knower of the unseen and the visible, [of] what is hidden and what is witnessed; the Great, the Tremendous, the High Exalted, above His creation, through His [overpowering] subjugation (read al-muta‘ālī or al-muta‘āl, ‘the High Exalted’).

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a., bahwasanya Arbad bin Qais dan Amir bin Thufail datang ke Madinah menemui Rasulullah saw. Lalu Amir bin Thufail berkata, "Hai Muhammad! Hadiah apakah yang akan engkau berikan kepadaku, jika aku masuk Islam?"

Rasulullah saw. menjawab,
"Engkau akan mendapatkan sebagaimana apa yang didapat oleh kaum Muslimin yang lain, dan engkau pun akan menerima seperti apa yang mereka alami?"

Lalu Amir berkata lagi, "Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai penggantimu sesudahmu?"

Rasulullah saw. menjawab,
"Hal tersebut bukan untukmu dan bukan untuk kaummu."

Lalu mereka berdua keluar dari majelis Rasulullah saw. Setelah mereka keluar, lalu Amir berkata kepada Arbad, "Bagaimana kalau aku menyibukkan diri Muhammad dengan berbicara kepadanya, kemudian dari belakang kamu tebas dia dengan pedangmu?" Arbad setuju dengan usul tersebut, lalu keduanya kembali lagi menemui Rasulullah saw. Sesampainya di sana Amir berkata, "Hai Muhammad! Berdirilah bersamaku, aku akan berbicara kepadamu."

Kemudian Amir berbicara kepadanya, dan Arbad menghunus pedangnya; akan tetapi ketika Arbad meletakkan tangannya pada pegangan pedangnya, tiba-tiba tangannya lumpuh.

Dan Rasulullah saw. melirik kepadanya serta melihat tingkahnya itu dengan jelas, lalu beliau berlalu meninggalkan mereka. Maka setelah itu keduanya pergi, dan ketika mereka berdua sampai di kampung Ar-Raqm, lalu Allah mengutus halilintar kepada Arbad untuk menyambarnya, maka halilintar itu membunuhnya.

Kemudian turunlah firman-Nya,
"Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan..."
(QS. Ar-Ra'ad[ 13]:8)
sampai dengan firman-Nya,
"Dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya."\
(QS. Ar-Ra'ad[ 13]:13)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
\http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#13:9

[013] Ar Ra'ad Ayat 008



««•»»
Surah Ar Ra'ad 8

اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنْثَى وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ
««•»»
allaahu ya'lamu maa tahmilu kullu untsaa wamaa taghiidhu al-arhaamu wamaa tazdaadu wakullu syay-in 'indahu bimiqdaarin
««•»»
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.
««•»»
Allah knows what every female carries [in her womb], and what the wombs reduce and what they increase,[1] and everything is by [precise] measure with Him,
[1] That is, what the wombs reduce or increase of the embryo or the foetus or the time of gestation.
««•»»

Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan baik bayi laki-laki maupun perempuan, baik satu atau kembar, akan lanjut usianya atau pendek.

Seperti tersebut dalam firman-Nya:
هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ
Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu.
(QS. An Najm: 32)

Allah mengetahui kandungan rahim yang kurang sempurna, yang bayinya mengandung cacat pada bagian anggotanya, atau yang masa mengandungnya kurang dari sembilan bulan, dan Allah mengetahui pula kandungan rahim yang kembar dua, kembar tiga, empat sampai lima, dan yang masa kandungannya rata-rata sembilan bulan.

Menurut penyelidikan beberapa rumah sakit di London, bahwa janin tidak bersemayam hidup dalam kandungan ibunya lebih dari 305 hari, dan menurut rumah sakit di Berlin tidak lebih dari 308 hari. Oleh karena itu sekarang berlaku ketentuan dalam Mahkamah Syariah, bahwa idah seorang perempuan yang dicerai tidak lebih daripada setahun komariah, yaitu 354 hari sebagaimana pendapat sebagian mazhab Maliki. Bagi tiap-tiap sesuatu telah ada ukurannya pada sisi Allah swt. tidak ada kekurangan atau tambahannya.

Seperti tersebut dalam firman-Nya:
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.
(QS. An Nahl: 61)

Dan tersebut dalam sebuah hadis, bahwa salah seorang putri Nabi saw. mengirimkan seorang utusan kepadanya, memberitahukan bahwa salah seorang putranya sedang menghadapi sakratulmaut, dan memohon supaya beliau (sebagai kakeknya) segera dapat menghadirinya. Beliau mengutus seorang utusan kepada putrinya itu dan berpesan: "Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk mengambil dan memberikan sesuatu, dan setiap perkara ada ketentuan pada sisi-Nya. Oleh karena itu suruhlah putrinya berlaku sabar (atas musibah itu) dan mengharapkan pahala balasan dari Allah swt."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan) apakah ia laki-laki atau perempuan, dan apakah kandungan itu berisi satu atau kembar dan lain sebagainya (dan apa yang kurang sempurna) kekurangan (pada kandungan rahim) tentang masa kandungan (dan apa yang lebih) daripada masa kandungan itu. (Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya) menurut kadar dan ukuran yang tidak berlebihan.
««•»»
God knows what every female bears, of male or female, one or more, and otherwise, and what the wombs reduce, of the time of gestation, and what they increase, of it. And everything with Him is according to a [precise] measure, a [precise] amount and limit which it does not exceed;

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
ASBABUN NUZUL
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a., bahwasanya Arbad bin Qais dan Amir bin Thufail datang ke Madinah menemui Rasulullah saw. Lalu Amir bin Thufail berkata, "Hai Muhammad! Hadiah apakah yang akan engkau berikan kepadaku, jika aku masuk Islam?" Rasulullah saw. menjawab, "Engkau akan mendapatkan sebagaimana apa yang didapat oleh kaum Muslimin yang lain, dan engkau pun akan menerima seperti apa yang mereka alami?"

Lalu Amir berkata lagi, "Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai penggantimu sesudahmu?" Rasulullah saw. menjawab, "Hal tersebut bukan untukmu dan bukan untuk kaummu." Lalu mereka berdua keluar dari majelis Rasulullah saw. Setelah mereka keluar, lalu Amir berkata kepada Arbad, "Bagaimana kalau aku menyibukkan diri Muhammad dengan berbicara kepadanya, kemudian dari belakang kamu tebas dia dengan pedangmu?" Arbad setuju dengan usul tersebut, lalu keduanya kembali lagi menemui Rasulullah saw.

Sesampainya di sana Amir berkata, "Hai Muhammad! Berdirilah bersamaku, aku akan berbicara kepadamu." Kemudian Amir berbicara kepadanya, dan Arbad menghunus pedangnya; akan tetapi ketika Arbad meletakkan tangannya pada pegangan pedangnya, tiba-tiba tangannya lumpuh. Dan Rasulullah saw. melirik kepadanya serta melihat tingkahnya itu dengan jelas, lalu beliau berlalu meninggalkan mereka.

Maka setelah itu keduanya pergi, dan ketika mereka berdua sampai di kampung Ar-Raqm, lalu Allah mengutus halilintar kepada Arbad untuk menyambarnya, maka halilintar itu membunuhnya.

Kemudian turunlah firman-Nya,
"Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan..."
(Q.S. Ar-Ra'd 8)
sampai dengan firman-Nya,
"Dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya."
(Q.S. Ar-Ra'd 13).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of43
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
\http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=13&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#13:8